Menagih Janji Pembukaan UUD 1945

Amanah Konstitusi dan Panggilan Akidah untuk Membela Palestina

Buka lagi kitab itu. Kitab yang dijahit dengan benang merah perjuangan dan ditulis dengan tinta darah para pahlawan. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Di paragraf pertamanya, ada sumpah yang terukir di sana. Bukan sekadar kalimat pembuka. Bukan basa-basi politik. Itu adalah sebuah janji. Sebuah ikrar suci.

Continue reading

Kapan dan Kafan

Jarak Antara Pertanyaan dan Kepastian

Kapan. Kafan.

Coba ucapkan pelan-pelan. Rasakan lidahmu bergerak dari huruf “p” ke “f”. Hanya satu embusan napas yang membedakannya. Satu huruf kecil yang canggung. Tapi di antara dua kata itu, terbentang seluruh samudera yang kita sebut kehidupan. Seluruh pertarungan, seluruh tawa, seluruh tangis.

Hidup ini, kalau mau jujur, sebenarnya hanya menunggu “kapan”.

Continue reading

Hilangnya Kalimat Takbir dalam Pekik Kemerdekaan

Pekik yang Kehilangan Jiwanya

Agustus datang lagi, dan bersama dia datang pula riuh rendah perayaan. Di seluruh negeri, dari istana yang megah hingga gang-gang yang lusuh, satu kata diteriakkan serempak: Merdeka! Kata itu, seperti mantra, seharusnya mampu menggetarkan jiwa, membangkitkan memori kolektif tentang darah dan pengorbanan.

Tapi dengarkan lebih seksama. Di balik kebisingan pengeras suara dan tawa perlombaan, ada sebuah keheningan yang aneh. Pekik kemerdekaan kita hari ini terasa seperti tubuh yang gagah namun tanpa ruh. Sebuah ritual yang telah kehilangan mantranya.

Continue reading