by

Hilangnya Kalimat Takbir dalam Pekik Kemerdekaan

Kemerdekaan adalah momen sakral yang selalu dirayakan dengan penuh semangat oleh seluruh rakyat Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, pekik “Merdeka!” menggema di seluruh pelosok negeri, mengingatkan kita pada perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi kebebasan yang kita nikmati saat ini. Namun, ada satu elemen yang tampaknya mulai pudar dari pekik kemerdekaan kita, yaitu kalimat takbir.

Kalimat takbir, “Allahu Akbar!” dulunya sering terdengar mengiringi teriakan merdeka. Takbir ini bukan sekadar ungkapan, tetapi sebuah simbol kekuatan spiritual. Salah satu pahlawan yang dikenal dengan pekikan takbirnya adalah Panglima Besar Jenderal Soedirman. Ketika memimpin gerilya melawan penjajah, takbir selalu menjadi pengiring setiap langkahnya. Bagi Soedirman dan pasukannya, takbir adalah pengingat bahwa perjuangan mereka bukan hanya untuk membebaskan tanah air, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Soedirman pernah berkata, “Percaya dan yakinlah, perjuangan kita adalah suci karena Allah selalu bersama orang yang benar.” Kutipan ini menunjukkan betapa pentingnya keimanan dalam setiap langkah perjuangannya.

Namun sayangnya, seiring berjalannya waktu, pekikan takbir ini semakin jarang terdengar dalam perayaan kemerdekaan kita. Mungkin karena kita terlalu fokus pada aspek-aspek duniawi, atau mungkin karena kita takut dianggap fanatik, takbir seolah tersisih dari panggung utama kemerdekaan. Padahal, dalam sejarah, pekikan takbir sering menjadi penyemangat utama para pejuang. Takbir adalah bukti bahwa kemenangan yang diraih bukan hanya hasil dari usaha manusia semata, tetapi juga berkah dari Allah Yang Maha Esa.

Kini, dalam era modern, saat segala sesuatu cenderung lebih mengarah ke aspek material, kita sering lupa bahwa kemerdekaan tidak hanya tentang kebebasan politik atau ekonomi. Lebih dari itu, kemerdekaan adalah tentang kebebasan untuk beriman, berpegang teguh pada nilai-nilai spiritual yang membentuk jati diri bangsa ini.

Jadi, mungkin sudah saatnya kita kembali memikirkan makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Pekikan “Merdeka!” akan selalu menjadi simbol kebebasan kita. Namun, kita juga perlu ingat bahwa ada kekuatan lain yang layak kita bawa dalam pekikan itu. Bukan untuk memecah belah, tetapi untuk mengingatkan bahwa perjuangan bangsa ini tidak terlepas dari doa dan pengorbanan yang dilandasi keyakinan kepada Allah, satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Sebuah takbir “Allahu Akbar!” dalam pekik kemerdekaan bukan sekadar kata, tetapi cerminan dari semangat yang mendalam, sebuah pengingat bahwa kita merdeka berkat anugerah-Nya semata, seperti yang telah diajarkan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Write a Comment

Comment

  1. Sepakat memang kita tdk ada kemampuan dan kekuatan tanpa bantuan Allah. La Haula wala quwwata Illa billah