Kalau kita buka lagi Pembukaan UUD 1945, di paragraf pertama tertulis jelas: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.” Ini bukan sekadar kata-kata indah untuk dihafal, tapi janji dan komitmen bangsa Indonesia yang ditulis dengan tinta emas oleh para pendiri bangsa. Janji bahwa kita akan selalu berdiri di pihak yang benar, di sisi kemanusiaan dan keadilan, melawan segala bentuk penjajahan.
Tapi kalau kita lihat ke realita hari ini, khususnya terkait Baitul Maqdis di Palestina, janji itu rasanya masih jauh dari terpenuhi. Sudah puluhan tahun bumi Palestina dijajah oleh Zionis Yahudi Israel. Setiap hari kita mendengar berita tentang pembantaian, pemerkosaan, dan jerit tangis kelaparan yang dialami oleh saudara-saudara sesama muslim di sana. Dan di sinilah, kita sebagai bangsa yang sudah merasakan pahitnya dijajah, harusnya merasa terpanggil.
Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara kita, cermin dari nilai-nilai yang kita pegang. Kalau kita mengatakan bahwa penjajahan itu harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan, artinya kita punya tanggung jawab moral untuk tidak tinggal diam melihat saudara-saudara seakidah di bumi Al-Quds masih berjuang untuk kebebasan mereka.
Peran Indonesia di dunia internasional seharusnya tidak hanya sekadar formalitas diplomatik. Kita bisa dan harus lebih tegas dalam mendukung Palestina, baik di forum-forum internasional maupun lewat aksi nyata. Karena kalau kita diam saja, apalagi sebagai negara yang konon katanya berlandaskan Pancasila dan menjunjung tinggi kemanusiaan, kita sama saja dengan mengingkari janji yang tertulis di Pembukaan UUD 1945.
Menagih janji ini bukan berarti kita ingin memberontak kepada pemerintah atau pihak manapun. Tapi lebih kepada mengingatkan bahwa kita punya komitmen yang harus ditepati. Komitmen untuk melawan segala bentuk penjajahan di mana pun, termasuk di Gaza Palestina. Kalau kita memang serius dengan janji ini, sudah saatnya kita tunjukkan dengan tindakan nyata, bukan hanya sekadar kata-kata. Atau kita akan menjadi pengkhianat amanat para pendiri bangsa!
Keren pak ahmad
Terima kasih pak Anton, barokallohu fik. Saya tunggu tulisannya pak Anton, hehehe.