2 Tahun Badai Al-Aqsa

Lima Hakikat yang Tersingkap di Tanah Para Nabi

Dua tahun sudah. Tanggal 7 Oktober 2023 bukan lagi sekadar angka di kalender. Dia sudah jadi pisau. Pisau yang membelah dunia jadi dua: yang punya hati nurani dan yang tidak. Yang melihat kebenaran dan yang sengaja buta. Badai Al-Aqsa bukan sekadar perang. Dia adalah Al-Furqan, sang pembeda.

Continue reading

Menunggu 2 Waktu

Seni Mempersiapkan Pertemuan Terindah

Hidup adalah tentang menunggu.

Kita menunggu bus di halte yang panas. Kita menunggu balasan pesan dari orang yang kita harapkan. Kita menunggu giliran dipanggil dokter, menunggu gaji cair, menunggu paket datang. Menunggu adalah jeda yang sering kali diisi dengan gelisah, dengan jemari yang mengetuk-ngetuk meja, dengan pikiran yang melayang ke mana-mana. Menunggu itu membosankan. Melelahkan.

Tapi ada jenis penantian yang lain. Penantian yang agung.

Continue reading

Fatherless: Sebuah Otokritik

Surga Tanpa Ayah?

Rumah, semestinya, adalah surga. Baiti jannati. Begitu Nabi Muhammad mengajarkan. Sebuah tempat di mana lelah dunia luruh di depan pintunya. Di dalamnya ada sakinah, ada tawa renyah anak-anak, ada kehangatan yang tidak bisa dibeli dengan uang sebanyak apa pun. Di pusat surga kecil itu, ada pilar-pilar yang menopangnya. Ibu sebagai madrasah pertama, dan ayah sebagai kepala sekolahnya.

Tapi hari ini, banyak surga yang terasa lowong. Dingin. Kepala sekolahnya ada, tapi ruang kerjanya kosong.

Continue reading