Sebagai seorang ayah sekaligus seorang guru, ada satu kegelisahan yang sering mengusik hati terdalam saya. Bagaimana cara “mencuci otak” anak-anak kita? Bukan dengan propaganda, bukan dengan janji-janji dunia, tapi dengan menanamkan dalam jiwa mereka, bahwa kesuksesan yang hakiki bukanlah tentang “muda kaya-raya, tua foya-foya.” Kesuksesan sejati adalah ketika kedua kaki kita masuk ke dalam surga, tempat yang dijanjikan Allah bagi mereka yang hidup dengan iman dan amal baik.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia telah beruntung.” (QS. Ali Imran: 185). Kalimat ini lebih dari sekadar peringatan; ini adalah peta hidup. Tetapi anak-anak kita, murid-murid kita, tumbuh dalam dunia yang menawarkan keindahan semu, kemewahan yang fana, seakan-akan dunia ini adalah tujuan akhir.
Sebagai ayah dan guru, saya sadar tugas ini bukanlah perkara mudah. Dunia di luar sana terlalu mempesona, terlalu menarik perhatian. Tetapi, kita harus berani mengajarkan mereka bahwa ada masa depan yang lebih depan. Masa depan yang bukan sekadar tentang kebahagiaan di dunia, tapi kebahagiaan abadi di akhirat. Nabi Muhammad bersabda, “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya, sampai ditanya tentang lima perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskan; tentang ilmunya, bagaimana diamalkan; tentang hartanya, dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan; dan tentang tubuhnya, untuk apa dipergunakan.” (HR. At-Tirmidzi). Maka, bagaimana kita menanamkan keyakinan itu di hati anak-anak kita?
Ini bukan sekadar tentang mendidik, tetapi tentang menuntun mereka melihat melampaui kemilau dunia, agar mereka tahu bahwa setiap usaha di jalan Allah akan dibalas dengan kebaikan yang tak terhingga. Bahwa kesuksesan yang hakiki adalah ketika mereka bisa tersenyum saat menghadap Allah Tuhan Semesta Alam, dengan iman yang teguh dan amal yang penuh. Kita perlu mengajak mereka berpikir lebih jauh, lebih dalam, mencari makna yang lebih besar dalam setiap langkah, karena dunia ini sementara, tetapi surga adalah tujuan yang abadi. Mari kita renungkan perkataan imam Al-Ghazali, “Sesungguhnya dunia ini adalah ladang bagi akhirat.”