Gaza: Kami Bukan Lagi Sekadar Angka, Kami Adalah Manusia
Anggap saja saya menulis ini dari Gaza. Live. Langsung. Dari tanah yang katanya penuh berkah, tapi hari ini penuh darah. Dari tanah yang konon dijaga malaikat, tapi hari ini dibakar oleh setan berwujud manusia super jahat.
Sudah lebih dari lima belas bulan kami mengalami genosida. Kemudian hampir 3 pekan blokade total. Sekarang pembantaian massal terjadi lagi. Pembersihan etnis terulang kembali. Bukan hanya roket yang jatuh, tapi juga kemanusiaan yang hancur. Tidak ada makanan, tidak ada air bersih, tidak ada listrik. Rumah sakit yang dulu jadi tempat menyelamatkan nyawa, hari ini berubah jadi kuburan.
Dan sekarang… saya tidak tahu lagi harus mulai dari mana. Karena berita paling kejam sudah tidak lagi masuk akal: anak-anak Gaza harus diamputasi tanpa anestesi.
Iya, tanpa bius. Tanpa obat. Hanya ada pisau, daging, tulang, dan teriakan yang bahkan mungkin tidak sampai ke telinga anda di luar sana.
Anak-Anak Gaza Dipotong Hidup-Hidup: Apa Kabar Dunia?
Bayangkan kalau itu anak anda sendiri. Bayangkan kalau itu keponakan anda. Bayangkan mereka terbaring di atas meja operasi seadanya, di tengah bau darah, di bawah suara dentuman bom.
Dokter-dokter kami, yang juga kehilangan keluarganya sendiri, terpaksa jadi jagal. Mereka tidak punya pilihan. Kalau tidak dipotong, anak-anak ini mati. Tapi untuk memotong, tidak ada anestesi. Tidak ada bius. Tidak ada satu pun yang mampu meringankan rasa sakit.
Lalu pisau itu berjalan. Daging disayat. Tulang dipotong. Anak itu berteriak. Menjerit. Sampai suaranya hilang. Bukan karena tidak sakit lagi, tapi karena tubuhnya sudah tidak mampu menjerit lagi.
Dan dunia? Mereka hanya menonton. Seolah-olah semua ini normal. Seolah-olah ini memang nasib kami.
Hak Asasi Manusia? Di Gaza Itu Hanya Mitos
Saya ingin tanya…
Di mana orang semua yang selama ini teriak soal HAM? Di mana semua yang katanya peduli anak-anak? Di mana semua yang katanya tidak tahan melihat kekerasan?
Kenapa kalau yang jadi korban anak-anak Gaza, anda semua diam? Kenapa kalau yang membunuh itu Israel, anda pura-pura buta?
Anda tahu… bahkan sekarang di sini, setiap kami mendengar kata “hak asasi manusia,” kami tertawa pahit. Karena di Gaza, kata-kata itu tidak lebih dari mitos. Sama seperti unicorn, sama seperti dinosaurus. Tidak nyata.
Allah sudah berfirman, “Sungguh, kamu akan dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan musyrik.” (QS. Al-Maidah: 82)
Dan saya melihat itu hari ini. Saya menyaksikan itu setiap hari.
Romadhon di Gaza: Bukan Lagi soal Menahan Lapar, Tapi Menahan Sakit
Romadhon kali ini di Gaza beda. Bukan cuma karena kami tidak punya makanan untuk berbuka. Tapi karena kami juga tidak tahu apakah masih hidup saat matahari terbenam.
Anak-anak kami berpuasa di bawah reruntuhan. Mereka berbuka bukan dengan kurma, tapi dengan kabar kematian tetangga, keluarga, bahkan mungkin ayah dan ibunya sendiri.
Sementara anda… mungkin hari ini sibuk update story, sibuk pamer menu berbuka, sibuk beli baju baru. Kami? Kami sibuk menggali kubur. Kami sibuk menghitung siapa lagi yang akan kehilangan kaki, tangan, atau bahkan nyawa.
Dan anehnya, dunia seolah tidak peduli. Padahal ini bulan suci kita bersama. Bulan Romadhon. Bulan yang katanya penuh kasih sayang.
Cinta Dunia dan Takut Mati: Itulah Penyakit Anda di Luar Sana
Saya tidak mau sok suci. Saya tahu kami di Gaza pun banyak dosa. Tapi hari ini, saya cuma ingin jujur.
Kenapa anda diam? Kenapa dunia Islam tidak berbuat apa-apa?
Karena anda terlalu cinta dunia. Anda takut mati. Anda takut kehilangan harta, kehilangan jabatan, kehilangan zona nyaman.
Nabi Muhammad ﷺ sudah bersabda: “Hampir tiba suatu masa di mana bangsa-bangsa akan bersatu menyerang kalian, sebagaimana orang-orang makan menghadapi hidangan mereka.”
Dan ketika para sahabat bertanya, “Apakah karena jumlah kami sedikit, ya Rasulalloh?”
Beliau ﷺ menjawab, “Tidak. Kalian banyak. Tapi seperti buih di lautan. Allah cabut rasa takut dari musuh terhadap kalian, dan Allah masukkan ke dalam hati kalian penyakit wahn.”
Dan anda tahu apa itu wahn? Cinta dunia dan takut mati.
Hari ini saya melihat hadits itu jadi kenyataan. Anda ramai, anda banyak. Tapi anda tidak punya nyali. Tidak ada keberanian.
Yang Terpotong Hari Ini Bukan Hanya Kaki Anak Gaza, Tapi Juga Nurani Dunia
Sesungguhnya, amputasi terbesar hari ini bukan cuma yang terjadi di tubuh anak-anak kami. Bukan cuma kaki-kaki mungil mereka yang terpotong. Tapi yang terpotong hari ini adalah nurani anda di luar sana.
Hati anda mati. Kepekaan anda hilang. Anda sudah terlalu biasa melihat darah kami. Terlalu biasa melihat kami mati.
Saya ulangi… ini bukan sekadar berita. Ini bukan sekadar konten di media sosial. Ini adalah kenyataan yang kami hidup di dalamnya.
Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata: “Jika engkau tidak merasakan pedihnya musibah yang menimpa kaum Muslimin, maka periksalah keimananmu.”
Jadi saya tanya sekarang… masihkah ada iman di dada anda semua?
Gaza Adalah Anda: Kalau Hari Ini Kami yang Dibantai, Besok Giliran Anda
Saya ingin anda sadar… Gaza hari ini adalah anda besok. Kalau anda terus diam, kalau anda terus berpikir ini cuma urusan Palestina, maka tunggu saja… besok giliran anda.
Anda pikir kami di Gaza cuma sendirian? Tidak! Kami adalah benteng terakhir anda sekalian. Kalau Gaza jatuh, Masjid Al-Aqsho hilang, maka seluruh kehormatan umat Islam akan hilang.
Allah sudah ingatkan: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Kalau anda terus diam, maka jangan salahkan siapa-siapa saat kehinaan itu datang ke negeri anda sendiri.
Gaza Tidak Butuh Air Mata, Tapi Aksi Nyata
Terakhir… saya cuma mau bilang satu hal.
Gaza hari ini tidak butuh anda bilang “kasihan.” Gaza tidak butuh air mata anda. Gaza tidak butuh video-video sedih anda.
Yang Gaza butuh cuma satu: aksi nyata.
Kalau anda bisa kirim bantuan, kirim. Kalau anda bisa suarakan di sosial media, suarakan. Kalau anda bisa tekan pemerintah anda, lakukan.
Dan kalau itu semua tidak bisa, setidaknya… jangan biarkan hati anda mati.
Karena suatu hari nanti, kita semua akan berdiri di hadapan Allah. Dan Allah ta’ala akan tanya: “Apa yang kau lakukan saat saudaramu di Gaza dibantai?”
Dan saat itu tiba… semoga kita semua masih punya jawaban.