Bunuh Musuhmu Dengan Senyum

Risiko berteman dengan manusia adalah sakit hati. Contoh ekstrim adalah perseteruan berdarah di antara para Sahabat. Padahal mereka adalah manusia terbaik dari umat Islam. Jika mereka bisa seperti itu, apalagi kita yang penuh dengan cacat.

Poinnya adalah sabar dengan tingkah polah manusia. Kita tidak selalu bisa mengatur tingkah polah manusia. Tapi kita bisa mengatur respon diri sendiri. Jatuhnya memang klise: sabar. Memang ada nasehat apa lagi selain sabar?

Paling enak adalah mempelajari karakter orang lain. Si A lidahnya tajam, jadi kita tidak kaget kalau kena sabetan lidahnya. Si B suka cerita tapi tidak suka mendengarkan orang lain, maka kita siap kalau terjadi monolog dengan dia.

Di sinilah ujian keimanan. Iya, semakin tinggi iman seseorang maka semakin mulia akhlaknya. Berbuat baik kepada orang yang baik ke kita itu biasa. Yang luar biasa itu berbuat baik kepada orang yang jahat ke kita. Itu baru mulia. Gampang? Gak blas! Mungkin? Insya Alloh sangat mungkin!

Contoh terbaik adalah ketika Fathu Makkah Rosululloh Muhammad memaafkan para musuhnya. Padahal mereka siap untuk dipenggal mati karena kesalahan mereka. Itu solusi brilian karena Rosululloh memutus lingkaran setan berupa dendam. Terbukti dengan masuk Islamnya Abu Sufyan dan Ikrimah, the son of Abu Jahl.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *